“Saya memang baru terjun di
dunia kuliner di Boyolali. Selama ini memang Boyolali dikenal dengan
kuliner soto. Kami tidak ingin menyaingi warung soto sejenis yang sudah
ada. Kami hanya ingin memberikan alternatif kuliner masyarakat,”
ujarnya.Sumanto menceritakan warung yang dibuka pukul 07.00 WIB hingga
pukul 15.00 WIB itu, memang mengkhususkan pada sajian soto daging sapi.
Dengan harga Rp 4.000/porsi, jelas Sumanto, pengunjung bisa menikmati
nasi soto dengan kecambah dan kuah bening. Serta beberapa makanan
tambahan seperti tempe, bakwan, sate paru maupun lainnya. “Soto
dagingnya memang khas dibanding dengan soto yang ada di Boyolali,” papar
dia.Meski baru buka beberapa bulan, namun banyak pengunjung yang ingin
merasakan sajian soto daging yang dijualnya. Hal itu, terlihat dari
hasil penjualan soto yang mencapai ratusan porsi. “Rata-rata omzet
penjualan mencapai sekitar Rp 800.000/hari. Memang awal-awal buka,
banyak warga yang penasaran dengan nama Soto Hongkong tersebut,” tandas
dia.Menurut Sumanto, lokasi warungnya tersebut juga merupakan jalur
alternatif bagi warga yang akan menuju ke Klaten atau sebaliknya.
Sehingga, banyak warga yang penasaran dengan warung miliknya tersebut.
Nasi
kare khas Soto Hongkong yang dilengkapi taburan kacang goreng.Menurut
Sumanto, sajian nasi kare itu terlihat dari nasi yang digunakan.
Biasanya, masakan kare dihidangkan dengan nasi putih. Namun, dirinya
menggunakan nasi kuning untuk sajiannya. “Kekhasan lainnya yakni adanya
taburan kacang tanah goreng di tiap mangkok nasi kare. Ini yang
membedakan. Rasa gurih dari nasi kuning ditambah kuah santan encer dari
kare memberikan rasa nikmat di lidah pembeli,” ujar Sumanto.Harganya pun
menurut Sumanto, juga relatif terjangkau. Dengan harga Rp
4.000/mangkok, pengunjung bisa merasakan gurihnya nasi kare di warung
Soto Hongkong tersebut. Selain makanan, menurut Sumanto, pihaknya juga
menyediakan minuman segar seperti aneka jus buah.
Sumber : banyaksumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar