BAYI Premature adalah Bayi
yang terlahir hanya dalam 37 minggu kini dikategorikan sebagai
prematur. Karena, dalam masa itu sebenarnya bayi masih bisa mendapatkan
banyak manfaat dalam rahim.
Penelitian sebelumnya pun pernah menunjukkan bahwa anak yang lahir prematur memiliki risiko perkembangan otak lebih lambat. Tebukti, mereka yang lahir pada 41 minggu mencapai skor lebih baik dalam tes akademis.
Penelitian ini dilakukan oleh Columbia University Medical Center dan New York-Presbyterian Hospital. Peneliti pun memperingatkan orang tua dan profesional medis untuk berhati-hati ketika mempertimbangkan waktu kelahiran. Agar Tidak Terjadi Kelahiran Premature
Penelitian yang dipimpin oleh Kimberly Noble ini menggunaka nilai tes akademik dari 128 ribu anak berusia 8 tahun di sekolah New York dengan membandingkan catatan kelahiran mereka. Mereka menemukan anak yang lahir pada 41 minggu memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada mereka yang lahir pada 37 minggu.
Judy Aschner, seorang profesor pediatri di Amerika Vanderbilt University Medical Centre, mengatakan, "Saya tidak ingin membuat panik para ibu yang bayinya terlahir setelah 37 minggu. Namun, bagi yang belum melahirkan, ada baiknya mempertimbangkan hal tersebut." Penelitian ini juga telah diterbitkan jurnal Pediatrics.
Bulan lalu, sebuah studi oleh King College London menemukan bayi prematur dua kali lebih mungkin menderita kondisi mental yang berat seperti depresi dan gangguan bipolar di masa dewasa.
Bahkan, bayi yang lahir pada 36 minggu kehamilan atau kurang dari itu dua kali lipat kemungkinan dirawat di rumah sakit untuk gangguan mental. Sementara itu, mereka yang lahir pada 32 minggu atau sebelumnya memiliki tiga kali risiko tersebut. (Telegraph/Pri/OL-06)
Penelitian sebelumnya pun pernah menunjukkan bahwa anak yang lahir prematur memiliki risiko perkembangan otak lebih lambat. Tebukti, mereka yang lahir pada 41 minggu mencapai skor lebih baik dalam tes akademis.
Penelitian ini dilakukan oleh Columbia University Medical Center dan New York-Presbyterian Hospital. Peneliti pun memperingatkan orang tua dan profesional medis untuk berhati-hati ketika mempertimbangkan waktu kelahiran. Agar Tidak Terjadi Kelahiran Premature
Penelitian yang dipimpin oleh Kimberly Noble ini menggunaka nilai tes akademik dari 128 ribu anak berusia 8 tahun di sekolah New York dengan membandingkan catatan kelahiran mereka. Mereka menemukan anak yang lahir pada 41 minggu memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada mereka yang lahir pada 37 minggu.
Judy Aschner, seorang profesor pediatri di Amerika Vanderbilt University Medical Centre, mengatakan, "Saya tidak ingin membuat panik para ibu yang bayinya terlahir setelah 37 minggu. Namun, bagi yang belum melahirkan, ada baiknya mempertimbangkan hal tersebut." Penelitian ini juga telah diterbitkan jurnal Pediatrics.
Bulan lalu, sebuah studi oleh King College London menemukan bayi prematur dua kali lebih mungkin menderita kondisi mental yang berat seperti depresi dan gangguan bipolar di masa dewasa.
Bahkan, bayi yang lahir pada 36 minggu kehamilan atau kurang dari itu dua kali lipat kemungkinan dirawat di rumah sakit untuk gangguan mental. Sementara itu, mereka yang lahir pada 32 minggu atau sebelumnya memiliki tiga kali risiko tersebut. (Telegraph/Pri/OL-06)
Melahirkan Prematur & Risiko Penyakit Jantung
Suara Keras Hambat Perkembangan Bayi
Bayi Duduk Lama Berisiko Fatal
Sumber : http://www.mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar